Wednesday, January 13, 2016

God, I have a Question...

“Selamat Natal…”
Aku mengucap dengan tulus. Tanpa aku tahu, apa sebenarnya arti Natal untukmu. Yang aku tahu, aku hanya harus turut berbahagia di hari bahagiamu.
Kamu menunduk. Mengambil lilin mungil berwarna merah dari tanganku. kulihat dengan jelas gerak bibirmu, meski aku tidak tahu apa ucapanmu. Mungkin kamu sedang berdoa, mungkin.
Kamu tampan. Aku tetap bisa mengagumi bentuk wajahmu yang begitu keras di bawah temaramnya cahaya malam ini. Aku rasa sinar dari Pohon Natal besar ini yang membuatmu tetap terlihat tampan.
“Kamu berdoa apa?”
“Ada deeeh…nanti kalo aku kasih tau, malah nggak terkabul…”
“Kalo gitu, kamu punya hadiah apa buat aku?”
“Loh, kok nanya hadiah? Hadiah buat aku dulu mana?”
Aku tersenyum manja. Aku tidak punya hadiah apa-apa selain lilin kecil yang masih menyala itu. Aku bingung harus memberikan apa untukmu. Sepasang kaos kaki? Satu untukmu dan satu untukku? Ah…geli. Atau…boneka santa? Ah…pasti kamu akan menertawakanku dan bertanya “Ngapain sih ngasih ini?”
Kamu mengelus rambutku sambil tersenyum. Lilin kecil yang masih kamu genggam itu sudah mulai mengecil dan perlahan kamu tiup apinya. Kamu gantungkan lilin itu diantara dedaunan pohon Natal. Sungguh, sayang, itu sama sekali tidak cantik.
Kamu rengkuh kedua tanganku. Kamu genggam erat tangan mungil yang dingin ini. Hangat.
“Emangnya kamu mau hadiah apa?”
Aku tertawa. Kulepas genggaman tanganmu tanpa sengaja. Kututup mulutku yang sudah menganga terlalu lebar.
“Aku bukan mau hadiah kok… Aku cuma mau kamu ngelakuin satu hal buat aku…”
Kamu diam. Menatapku tajam sambil mengerutkan dahimu. Aku tahu, saat ini kamu pasti berpikir bahwa aku memang perempuan yang banyak maunya.
“Aneh-aneh aja, mau apa siiih?”
Aku aneh? Haha…tapi kamu selalu menerimaku dengan keanehan ini. Kamu malah terus meladeni setiap celotehan dan kelakuanku yang kadang tidak jauh beda dengan anak umur sepuluh tahun.
“Aku mau kamu bertanya…”
“Nanya apa?”
“Bukan ‘apa’, tapi 'siapa’?”
“Hmmm?”
Haha…maaf ya. Kamu pasti semakin bingung. Tingkah lakuku mungkin lebih membingungkan dari tingkah laku Einsten yang kurang kerjaan dalam menemukan teori relativitasnya.
“Aku ingin kamu bertanya pada Tuhan. 'Kenapa Tuhan mencinptakan perbedaan?’. Tolong tanyakan pada Tuhan. Kenapa Dia menciptakan kamu? Kenapa Dia menghadirkan kamu di dalam hidupku? Kenapa Dia menghadirkan rasa sayang dihatimu untukku? Kenapa Dia sudah memberi tahu akhir cerita disaat kamu bahkan baru membuka lembaran pertama? Kenapa harus aku yang saat ini ada di hadapanmu?”
Kamu menatapku. Matamu yang agak sipit itu mulai berkaca-kaca. Tidak, sayang, bahkan pipiku sudah dibasahi air mata. Bibirku sudah bergetar. Namun memang tidak mengalahkan getaran yang terjadi pada hatiku, dan mungkin hatimu.
“Seandainya aku mengerti kenapa ada Pohon Natal. Seandainya aku mengenali Santa. Seandainya aku bisa masuk ke Gereja. Aku akan melakukan semuanya sendiri. Aku tidak akan meminta bantuanmu. Tapi aku tidak bisa. Jadi, masuklah ke Gereja. Masuklah ke gedung megah dan besar ini. Masuklah, bersimpuhlah. Tanyakan pada Tuhan-mu, karena aku tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan-ku…”
Selamat menikmati setiap perbedaan. Meskipun aku tidak pernah tahu apa maksud sebenarnya Tuhan menciptakan perbedaan, tapi yang aku tahu, Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu tanpa tujuan. Pada dasarnya, perbedaan selalu datang beriringan dengan saling menghargai. Tuhan tidak menciptakan perbedaan tanpa menghargai, dan Tuhan juga tidak menciptakan menghargai tanpa perbedaan :)
-Indah SJ-

Pernah ngerasain hal yang sama kayak cerita di atas? Suka, affair, sayang, bahkan jatuh cinta sama seseorang yang (sayangnya) beda agama sama kita? At that position, what you've done? Or what will you do?

3 comments:

  1. ISUUUUUNNN tulisannya baguuuus (y) (y)..
    btw, terimakasih ya udah follow blog akuuu.. btw aku mau follow blog kamu ngga ada pilihannya ya? :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Uuuuun hahahaha makasih ih un *padahal udah ngobrol di line*. Masih newbie banget nih urusan desain blog hiks

      Delete
  2. kak indah kata2nya bagus banget kak
    dan sama persis lagi yg sedang aku rasakan kan kak saat ini kak

    ReplyDelete

 

deepest mind Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang